Sabtu, 31 Mei 2008

Akhlak dan ibadah

Manusia tidak bisa menghindar dari berhubungan dengan yang lain
karena manusia adalah makhluk sosial. Tanpa berhubungan dengan
manusia yang lain, manusia tidak "menjadi" manusia. Hubungan antar
makhluk itu ada yang sifatnya saling membantu (seperti manusia dengan
kuda piaraan), ada juga yang saling memusnahkan (seperti antar
serigala) dan ada hubungan sepihak, predator dan korbannya (seperti
cecak dengan nyamuk). Manusia dalam pergaulan hidupnya dengan sesama
manusia adakalanya saling membantu (yasyuddu ba`dluhum ba`dla) ,
adakalanya bersaing secara sehat (fastabiqul al khairat) dan tak
jarang menindas serta mengekploitir yang lain untuk kepentingan
dirinya.
Agama mengajarkan bahwa tidak ada satupun ciptaan Tuhan yang tidak
fungsionil, semuanya ada makna keberadaannya sehingga diciptakan.
Perbedaan antara manusia yang satu dengan yang lain dimaksud agar
mereka saling mengenal dan saling memberi manfaat (lita`arafu) , dan
perbedaan kondisi serta perbedaan peluang dimaksud untuk menguji
manusia, siapa yang paling baik perbuatannya (liyabluwakum ayyukum
ahsanu `amala), dan manusia yang paling terhormat di depan Tuhan
adalah manusia yang paling bertakwa (atqakum).
Hidup saling menindas pastilah tidak indah. Demikian juga persaingan
secara tidak fair juga tidak menimbulkan keindahan. Keindahan dalam
hidup adalah manakala manusia berpegang teguh kepada nilai luhur
dalam hidupnya. Manusia boleh bekerjasama, boleh bersaing, dan
sesekali boleh berperang membela hak-haknya. Jika dalam hidupnya yang
dinamis, masyarakat manusia tetap berpegang teguh kepada nilai-nilai
akhlak, maka peperangan sekalipun akan melahirkan pelajaran dan
hikmah yang tak ternilai harganya.
Akhlak bukanlah perilaku, tetapi keadaan batin seseorang yang menjadi
sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir dengan mudah dan
spontan tanpa berfikir untung rugi. Orang yang berakhlak mulia
pastilah mulia pula perbuatannya, tetapi tidak semua perbuatan baik
dikerjakan oleh orang yang berakhlak baik. Penipu terkadang melakukan
perbuatan baik, ramah dan menolong orang sebagai bagian dari rencana
penipuannya.
Agama mengajarkan kepada manusia untuk bergaul secara indah dengan
yang lain, vertikal dan horizontal. Kepada Tuhan, manusia diajarkan
untuk tahu diri sebagai makhluk ciptaan Nya, oleh karena itu akhlak
manusia kepada Tuhan antara lain berterima kasih (syukur), berpasrah
diri (tawakkal) dan siap melaksanakan tugas (ibadah). Kepada sesama
manusia diajarkan untuk saling mengapresiasi, yang muda hormat kepada
yang tua, dan yang tua menyayangi yang muda. Kepada alam, manusia
dianjurkan untuk mengelola dan memanfaatkan secara wajar, tidak
mengekpoitir dan merusaknya. Kepada diri sendiri manusia diajarkan
untuk sabar dan jujur.

Tidak ada komentar: